Seperti
kita tahu, ruminansia atau hewan pemamah biak mempunyai lambung majemuk. Hal
ini berarti lambung ruminansia lebih dari satu buah, yaitu rumen, retikulum,
omasum dan abomasum. Pada ruminansia dewasa, rumen adalah bagian lambung yang
paling besar. Di antara lambung-lambung tersebut lambung sejatinya adalah abomasum,
di mana dalam abomasum terjadi proses pencernaan sebagaimana lambung
monogastrik lain, karena abomasum menghasilkan cairan lambung (gastric juice).
Saat
dilahirkan abomasum bayi ruminansia berukuran 70% dari keseluruhan lambung
majemuknya, sangat kontras dengan kondisi saat dewasa dimana abomasum hanya 8%
dari total volume lambung majemuknya. Pada bayi ruminansia, sistem digestinya
mirip dengan sistem digesti monogastrik. Pada fase prerumiansia ini, pakan cair
akan masuk melalui esophageal groove, satu lekukan sehingga makanan langsung
masuk ke dalam abomasum tanpa melalui lambung depan (rumen, retikulum, omasum).
Abomasum ini secara fisik dan biokimiawi mampu mencerna bahan pakan utama pedet
yaitu susu. Pada masa preruminansia ini,abomasum mensekresi renin. Renin
mempunyai kemampuan menjendalkan susu dan memisahkkannya menjadi kasein dan
whey.Whey masuk ke dalam duodenum dalam 5 menit setelah minum susu, sementara
kasein akan tetap berada di dalam abomasum. Renin adalah enzim proteolitik dan
bertanggung jawab terhadap pemecahan jendalan susu tersebut pada pedet yang
berumur sangat muda sebelum enzim tersebut digantikan oleh pepsin. Jendalan
kasein mengalami degradasi secara bertahap oleh renin dan atau pepsin serta
asam klorida dan secara partial perncernaan protein ini akan berlangsung selama
24 jam. Setelah masuk ke dalam intestinum maka enzim yang lain akan berperan
untuk mencerna bahan pakan tersebut.
Enzim-enzim
seperti tripsin, kimotripsin dan karbopeptidase yang disekresikan oleh pankreas
serta peptidase lain yang disekresi intestinum kemudian bahan pakan telah
menjadi asam amino akan dilanjutkan dengan absorpsi di dalam usus halus.
Pergantian
renin oleh pepsin secara gradual di dalam abomasum terjadi dengan semakin
dewasanya pedet. Aktifitas renin mencapai puncaknya pada pH 4, sedangkan
optimum pH pepsin adalah 2. Walaupun sudah ada, aktifitas pepsin sangat rendah
hingga pedet berumur 3 minggu. Setelah itu terjadi peningkatan pepsin karena
pedet juga mulai mengkonsumsi pakan selain susu. Sebelum pedet dapat mencerna
nonmilk protein (tanaman, hewani atau ikan), cairan abomasum harus mencapai pH
2 agar pepsin dapat berfungsi secara optimal.
Struktur
lambung memiliki empat ruangan, yaitu: Rumen, Retikulum, Omasum dan Abomasum.
Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dart isi rongga perut.
Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan
dimamah kembali (kedua kah). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses
pembusukan dan peragian.
Lambung
ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum
dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya.
Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%. Pembagian
ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot sfinkter berkontraksi.
Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang
sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein,
polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh
bakteri dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke
retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan
yang masih kasar (disebut bolus). Bolus akan Jimuntahkan kembali ke mulut untuk
dimamah kedua kali. Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke
ornasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan
bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut
yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara
kimiawi oleh enzim.
Selulase
yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan merombak selulosa
menjadi asam lemak. Akan tetapi, bakteri tidak tahan hidup di abomasum karena
pH yang sangat rendah, akibatnya bakteri ini akan mati, namun dapat dicernakan
untuk menjadi sumber protein bagi hewan pemamah biak. Dengan demikian, hewan
ini tidak memerlukan asam amino esensial seperti pada manusia.
Aktifitas
enzim-enzim menjadi glukosa dan galaktosa agar dapat diabsorpsi dan
dimanfaatkan tubuh.
Laktase
adalah enzim yang disekresi sel-sel mukosa intestinal dan berperan dalam
menghidrolisa atau memecah laktosa. Laktase tersedia cukup di dalam intestinal
ruminansia yang baru lahir. Neonatal ruminansia umur 1 hari mempunyai laktase
dengan derajat aktifitas maksimal pada mukosa intestinal. Aktifitas laktase ini
akan semakin menurun dengan bertambahnya umur anak ruminansia, hingga pada
akhirnya tidak berperan sama sekali. Penurunan ini mungkin dipengaruhi oleh
faktor genetik dan atau hormonal.
Maltase,
maltase adalah enzim yang dapat mencerna amilosa menjadi maltosa. Neonatal
ruminansia hampir tidak mempunyai enzim maltase. Baru pada umur 7 hari, mulai
ditemukan aktifitas enzim ini, itupun dalam jumlah yang sangat sedikit.
Berdasarkan kadar gula darah pasca mengkonsumsi pakan, digesti sumber gula pada
saluran pencernaan bagian belakang rumen pedet sangat rendah dibandingkan
digesti laktosa. Oleh karena rendahnya kadar atau aktifitas amilase dan maltase
pada pedet maka ini berarti hampir tidak ada aktifitas pencernan sumber gula
(starch).
Sukrase,
pedet hampir tidak mempunyai aktifitas enzim sukrase saat lahir dan berkembang
sedikit sekali dengan bertambahnya umur. Hal ini sangat berbeda dengan babi,
dimana terjadi perkembangan aktifitas sukrase 2-3 minggu setelah lahir dan
sangat efisien untuk mencerna sukrosa. Pada pedet preruminansia, sudah mulai
terdapat aktifitas sukrosa oleh mikroba intestinal, tapi penggunaan lebih
lanjut dari hasil digesti tersebut masih belum banyak diketahui.
§ Sistem
Pencernaan RuminansiaPencernaan adalah rangkaian proses perubahan fisik dan
kimia yangdialami bahan makanan selama berada di dalam alat pencernaan.
Prosespencernaan makanan pada ternak ruminansia relatif lebih kompleks dibandingkan
proses pencernaan pada jenis ternak lainnya.
§ Perut
ternak ruminansia dibagi menjadi 4 bagian, yaitu retikulum (perutjala), rumen
(perut beludru), omasum (perut bulu), dan abomasum (perut sejati).Dalam studi
fisiologi ternak ruminasia, rumen dan retikulum sering dipandangsebagai organ
tunggal dengan sebutan retikulorumen. Omasum disebut sebagaiperut buku karena
tersusun dari lipatan sebanyak sekitar 100 lembar. Fungsiomasum belum terungkap
dengan jelas, tetapi pada organ tersebut terjadipenyerapan air, amonia, asam
lemak terbang dan elektrolit. Pada organ inidilaporkan juga menghasilkan amonia
dan mungkin asam lemak terbang(Frances dan Siddon, 1993). Termasuk organ
pencernaan bagian belakanglambung adalah sekum, kolon dan rektum. Pada
pencernaan bagian belakangtersebut juga terjadi aktivitas fermentasi. Namun
belum banyak informasi yangterungkap tentang peranan fermentasi pada organ
tersebut, yang terletak setelahorgan penyerapan utama. Proses pencernaan pada
ternak ruminansia dapatterjadi secara mekanis di mulut, fermentatif oleh
mikroba rumen dan secarahidrolis oleh enzim-enzim pencernaan.
§ Pada
sistem pencernaan ternak ruminasia terdapat suatu proses yangdisebut memamah
biak (ruminasi). Pakan berserat (hijauan) yang dimakanditahan untuk sementara
di dalam rumen. Pada saat hewan beristirahat, pakanyang telah berada dalam
rumen dikembalikan ke mulut (proses regurgitasi),untuk dikunyah kembali (proses
remastikasi), kemudian pakan ditelan kembali(proses redeglutasi). Selanjutnya
pakan tersebut dicerna lagi oleh enzim-enzimmikroba rumen. Kontraksi
retikulorumen yang terkoordinasi dalam rangkaianproses tersebut bermanfaat pula
untuk pengadukan digesta inokulasi danpenyerapan nutrien. Selain itu kontraksi
retikulorumen juga bermanfaat untukpergerakan digesta meninggalkan retikulorumen
melalui retikulo-omasal orifice(Tilman et al. 1982).
§ Di
dalam rumen terdapat populasi mikroba yang cukup banyak jumlahnya.Mikroba rumen
dapat dibagi dalam tiga grup utama yaitu bakteri, protozoa danfungi
(Czerkawski, 1986). Kehadiran fungi di dalam rumen diakui sangatbermanfaat bagi
pencernaan pakan serat, karena dia membentuk koloni padajaringan selulosa
pakan. Rizoid fungi tumbuh jauh menembus dinding seltanaman sehingga pakan
lebih terbuka untuk dicerna oleh enzim bakteri rumen.
§ Bakteri
rumen dapat diklasifikasikan berdasarkan substrat utama yangdigunakan, karena
sulit mengklasifikasikan berdasarkan morfologinya.Kebalikannya protozoa
diklasifikasikan berdasarkan morfologinya sebab mudahdilihat berdasarkan
penyebaran silianya. Beberapa jenis bakteri yang dilaporkanoleh Hungate (1966)
adalah : (a) bakteri pencerna selulosa (Bakteroidessuccinogenes,
Ruminococcus flavafaciens, Ruminococcus albus,
Butyrifibriofibrisolvens), (b) bakteri pencerna hemiselulosa (Butyrivibrio
fibrisolvens,Bakteroides ruminocola, Ruminococcus sp), (c) bakteri
pencerna pati(Bakteroides ammylophilus, Streptococcus bovis, Succinnimonas
amylolytica, (d) bakteri pencerna gula (Triponema bryantii, Lactobasilus
ruminus), (e) bakteri pencerna protein (Clostridium sporogenus, Bacillus
licheniformis).
§ Protozoa
rumen diklasifikasikan menurut morfologinya yaitu: Holotrichsyang
mempunyai silia hampir diseluruh tubuhnya dan mencerna karbohidrat
yangfermentabel, sedangkan Oligotrichs yang mempunyai silia sekitar
mulutumumnya merombak karbohidrat yang lebih sulit dicerna (Arora, 1989).
§ Enzim
pencernaan
Dilihat dari mekanismenya, pencernaan
digolongkan menjadi tiga jenis yaitu percernaan secara mekanis,
hidroliti/enzimatis dan fermentatif. Pencernaan enzimatis adalah pencernaan
yang dilakukan oleh enzim-enzim pencernaan. Pada pencernaan enzimatis ini
polimer dipecah menjadi manomer, misalnya karbohidrat dipecah menjadi glukosa,
atau pritein dirubah menjadi asam amino. Pada ternak monogastik pencernaan
ini umumnya terjadi di lambung atau pada unggas di proventrikulus, sedangkan
pada ruminansia terjadi pada abomasum. Enzim yang membantu dalam proses
pencernaan dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat dalam mulut,
lambung, pankreas dan usus. Enzim yang belum aktif disebut pro enzim atau
zimogen. Berikut ini adalah beberapa enzim yang berperan dalam proses
pencernaan :
§ Mulut
Di
dalam mulut dihasilkan saliva yang mengandung enzim pregastic estrase (lipase)
dan α-amilase terutama pada ternak ruminansia muda. Enzim α-amilase berperan
dalam memecah pati (pada monogastik dan unggas).
§ Perut
Sel-sel
mukosa dalam perut menghasilkan cairan lambum/cairan pencernaan/gastrik juice.
Bagian-bagian perut yang terkait dengan enzim pencernaan adalah :
- Bagian
cardiac : mempunyai kelenjar dan menghasilkan lendir.
- Bagian
fundus : terdiri dari sel utama yang menghasilkan pepsinogen, sel perietalmenghasilkan HCl, serta sel epithel
menghasilkan mucin/lendir.
- Bagian
pylorus : menghasilkan hormon gastrin. Hormon ini akan merangsang sel-sel perietal
sehingga disekresikan HCl. Kemudian suasana asam oleh kehadiran HCl akan
mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sehingga pepsin sebagai enzim aktif
akan membantu pengaktifan pepsinogen. Proses pengaktifan proenzim oleh enzimnya
sendiri disebut autokatalisis.
§ Pepsin
(endopeptidase) merupakan enzim pemecah rangkaian asam amino di bagian
dalam/tengah. Enzim ini bekerja optimum pada pH 2,0 (1,5-4,6). Dengan adama
amino target yaitu PHE, TYR, TRP (AA aromatik). Gelatinase disebut dengan
parapepsin 1. Gelatinase stabil pada pH 7,0 dan inaktif terhadap albumin darah,
tidak mengandung fospat serin dan lebih khas untuk pencernaan gelatin.
§ Gastricsin
disebut parapeptidase 2 serupa dengan parapesin 1, pH optimum sekitar
3,0. Rennin dihasilkan dalam lambung anak ternak yang minum susu, rennin
berfungsi untuk menggumpalkan (koagulasi) kasein (protein susu) menjadi
parakasein. Parakasein ditambah Ca menjadi kalsium parakaseinat
(menggumpal-mengendap). Kalsium parakasienat dicerna oleh pepsin dan
disempurnakan pencernaannya di usus.
§ Usus
Usus
adalah tempat pencernaan zat makanan yang paling sempurna dan efisien. Di usus
disekresikan 4 macam zat, yaitu :
- Getah
usus (duodenal juice) yang dikeluarkan melalui ductus (saluran) diantara vili,
bersifat alkalis dan berfungsi sebagai pelumasdan melindungi dinding duodenum
dari HCl yang msuk dari lambung.
- Getah
pankreas disekresikan oleh kelenjar pankreas yang terletak pada lipatan
duodenum melalui ductus. Enzim-enzim yang disekresikan oleh pankreas adalah
sebagai berikut :
§ Tripsininogen
yang diaktifkan menjadi tripsin oleh enterokinase yang disekresikan oleh mukosa
duodenum. Tripsi bersifat endopeptidase memecah ikatan peptida pada AA Lys dan
Arg. Tripsin berperan sebagai autokatalisis pada tripsinogen.
No comments:
Post a Comment