1.1. SEJARAH
sinar
x ditemukan oleh Wilhem Conrad Roentgen,
seorang professor fisika
dari
Universitas Wurzburg, Jerman. Saat itu ia melihat timbulnya sinar
fluoresensi
yang berasal dari Kristal barium platinosianida dalam tabung
Crookes-Hittorf
yang dialiri listrik. Pada tahun 1901 mendapat hadiah nobel atas
penemuan
tersebut. Akhir Desember 1895 dan awal Januari 1896 Dr Otto
Walkhoff (dokter gigi)
dari Jerman adalah orang pertama yang menggunakan
sinar
x pada foto gigi ( premolar bawah) dengan waktu penyinaran 25 menit,
selanjutnya
seorang ahli fisika Walter Koenig menjadikan waktu penyinaran 9
William
Rollins adalah orang yang mengerjakan intraoral radiograf pada tahun
1896
mengalami cedera disebabkan efek pekerjaan yaitu kulit tangannya
terbakar
sehingga direkomendasikanlah pemakaian tabir/pelindung antara
tabung,
pasien maupun radiographer. Korban lain dr Max Hermann Knoch orang
Belanda
yang bekerja sebagai ahli radiologi di Indonesia. Ia bekerja tanpa
menggunakan
pelindung tahun 1904 dr Knoch menderita kelainan yang cukup
berat
luka yang tak kunjung sembuh pada kedua belah tangannya. Lama
kelamaan
tangan kiri dan kanan jadi nekrosis dan lama diamputasi yang akhirnya
meninggal
karena sudah metastase ke paru.
1.2. PERENCANAAN DAN PERSYARATAN FASILITAS BANGUNAN
RADIOLOGI
Dalam
membangun dan merencanakan fasilitas ruangan penyinaran radiografi,
harus
memperhatikan hal-hal yang tertera dibawah ini.
1.
Lokasi bagian radiologi ditempatkan disentral yang mudah dicapai dari
poliklinik.
2.
Besarnya ruangan harus sesuai dengan peralatan yang akan ditempatkan,
seperti
rumah sakit tipe A,B,C dan D.
3.
Proteksi radiasi peralatan Roentgen dan dinding ruangan harus dapat
dipertanggungjawabkan
untuk menjamin keamanan pasien, radiographer,
pegawai,
dokter dan masyarakat umum.
4.
Alat-alat
proteksi yang dipakai ahli radiologi, radiographer serta
karyawan adalah sarung tangan
berlapis timah hitam dan jubah/apron
yang berlapis timah hitam
setebal 0,5 mm Pb. Dinding proteksi berlapis
Pb dengan ketebalan ekivalen 2
mm Pb.
5.
Luas ruangan menurut Departemen Kesehatan harus 4x3x2,8m sehingga
memudahkan
memasukkan tempat tidur pasien, khusus untuk alat-lat
kedokteran
gigi lebih kecil dari ukuran yang diatas dengan catatan ukuran
ruangan
memudahkan pasien keluar dan masuk untuk melakukan foto
ronsen.
Dinding ruangan terbuat dari bata yang dipasang melintang (artinya 1
bata
; jika dipasang memanjang dipakai 2 bata). Bata yang dipakai harus
berkualitas
baik ukuran 10x20 cm. Plesteran dengan campuran semen dan
pasir
tertentu, tebal minimal dengan bata adalah 25 cm. Bila memakai beton,
tebal
dinding beton minimal adalah 15 cm. dinding yang dibuat harus
ekivalen
dengan 2 mm Pb. Bila ada jendela boleh ditempatkan 2 m diatas
dinding
atau kaca yang berlapis Pb.
6.
Kamar gelap yang dipakai minimal 3x2x2,8 m dan jga dibuat bak-bak
pencucian
film dengan porselen putih bagi yang menggunakan pencucian
dengan
cara manual. Harus ada air yang bersih dan mengalir, kipas
angin/exhauster
atau air-conditioner agar
udara dalam kamar gelap selalu
bersih
dan cukup nyaman bagi petugas yang bekerja di dalamnya selama
berjam-jam.
Untuk masuk ke kamar gelap dapat dipakai sistem lorong yang
melingkar
tanpa pintu atau sistem dua pintu untuk menjamin supaya cahaya
tidak
masuk. Warna dinding kamar gelap tidak perlu hitam, sebaiknya
dipakai
warna cerah, kecuali lorong lingkar ke kamar gelap dicat hitam untuk
mengabsorpsi
cahaya sebanyak mungkin.
7.
Ruang operator dan tempat pesawat sinar x sebaiknya dibuat terpisah atau
bila
berada dalam satu ruangan maka disediakan tabir yang berlapis Pb dan
dilengkapi
dengan kaca intip dari Pb.
8.
Pintu ruang pesawat sinar x harus diberi penahan radiasi yang cukup
sehingga
terproteksi dengan baik. Pintu tersebut biasanya terbuat dari tripleks
dengan
tebal tertentu yang ditambah lempengan Pb setebal 1 – 1,5 mm.
9.
Tanda radiasi berupa
lampu merah harus dipasang di atas pintu yang dapat
menyala
pada saat pesawat digunakan.
1.2. RADIOLOGI DAN RADIOGRAFI
Radiasi
adalah pemancaran/pengeluaran dan perambatan energi menembus
ruang
atau sebuah substansi dalam bentuk gelombang atau partikel. Partikel
radiasi
terdiri dari atom atau subatom dimana mempunyai massa dan bergerak,
menyebar
dengan kecepatan tinggi menggunakan energi kinetik. Beberapa
contoh
dari partikel radiasi adalah electron, beta, alpha, photon & neutron.
Sumber
radiasi dapat terjadi secara alamiah maupun buatan. Sumber radiasi
alamiah contohnya radiasi
dari sinar kosmis, radiasi dari unsur-unsur kimia
yang
terdapat pada lapisan kerak bumi, radiasi yang terjadi pada atsmosfir akibat
terjadinya
pergeseran lintasan perputaran bola bumi. Sedangan sumber radiasi
buatan contohnya radiasi
sinar x, radiasi sinar alfa, radiasi sinar beta , radiasi
sinar
gamma.
1.3.1. SINAR X
Sinar
x adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan
gelombang
listrik, radio, inframerah panas, cahaya, sinar gamma , sinar kosmik
dan
sinar ultraviolet tetapi dengan panjang gelombang yang sangat pendek.
Penggunaan
sinar x adalah sesuatu yang penting untuk diagnosa gigi geligi serta
jaringan
sekitarnya dan pemakaian yang paling banyak pada diagnostic imaging
system.
Perbedaan
antara sinar dengan sinar elektromagnetik lainnya terletak pada
panjang
gelombang dimana panjang gelombang pada sinar x lebih pendek
yaitu :
1 A = 1/100.000.000 cm = 10-8 cm.
Lebih
pendek panjang gelombang dan lebih besar fekwensinya maka energi yang
berikan
lebih banyak. Energi pada sinar x memberikan kemampuan untuk
penetrasi
khususnya gigi, tulang dan jaringan disekitar gigi.
Efek
dari radiasi elektromagnetik dalam kehidupan, bervariasi tergantung
panjang
gelombang, Gelombang TV dan radio dimana berada di atsmosfir tidak
mempunyai
efek pada jaringan manusia. Microwave dengan energi radiasi yang
rendah
dapat menghasilkan energi panas dalam jaringan organik yang juga
bekerja
pada microwave ovens. Elektromagnetik dengan energi yang sangat
rendah
dapat menyebabkan ionisasi seperti yang ada pada MRI (magnetic
resonance imaging) untuk
diagnostik. Kemampuan sinar x menghasilkan
gambar
mengindikasikan sinar x dapat menembus kulit, jaringan dan tulang.
1.3.2. SIFAT-SIFAT SINAR X
Sinar x mempunyai beberapa sifat fisik yaitu
daya tembus, pertebaran,
penyerapan, efek fotografik, fluoresensi, ionisasi dan
efek biologik, selain itu,
sinar x tidak dapat dilihat dengan mata, bergerak
lurus yang mana
kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya, tidak dapat
difraksikan dengan
lensa atau prisma tetapi dapat difraksikan dengan kisi
kristal. Dapat diserap
oleh timah hitam, dapat dibelokkan setelah menembus
logam atau benda padat,
mempunyai frekuensi gelombang yang tinggi.
a. Daya tembus
Sinar
x dapat menembus bahan atau massa yang padat dengan daya tembus
yang
sangat besar seperti tulang dan gigi. Makin tinggi tegangan tabung (
besarnya
KV) yang digunakan, makin besar daya tembusnya. Makin rendah
berat
atom atau kepadatan suatu benda, makin besar daya tembusnya.
b. Pertebaran
Apabila
berkas sinar x melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas sinar
tersebut
akan bertebaran keseluruh arah, menimbulkan radiasi sekunder
(radiasi
hambur) pada bahan atau zat yang dilalui. Hal ini akan menyebabkan
terjadinya
gambar radiograf dan pada film akan tampak pengaburan kelabu
secara
menyeluruh. Untuk mengurangi akibat radiasi hambur ini maka
diantara
subjek dengan diletakkan timah hitam (grid) yang tipis.
c. Penyerapan
Sinar
x dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom
atau
kepadatan bahan atau zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat
atomnya
makin besar penyerapannya.
d. Fluoresensi
Sinar
x menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungstat atau zink
sulfide
memendarkan cahaya (luminisensi). Luminisensi ada 2 jenis yaitu :
1.
Fluoresensi, yaitu memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar x saja.
2.
Fosforisensi, pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat
walaupun
radiasi sinar x sudah dimatikan (after – glow).
e. Ionisasi
Efek
primer dari sinar x apabila mengenai suatu bahan atau zat dapat
menimbulkan
ionisasi partikel-partikel atau zat tersebut.
f. Efek biologi
Sinar
x akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan. Efek
biologi
ini yang dipergunakan dalam pengobatan radioterapi.
Kesimpulan,
sinar x dihasilkan dengan konversi energi listrik menjadi radiasi,
tidak
terlihat, penjalarannya berupa garis lurus, dapat menembus jaringan lunak
dan
kerasn sertan mempunyai efek fotografis dengan menghasilkan gambar yang
dapat
dilihat.
1.3.3. PEMBUATAN SINAR X
Untuk
pembuatan sinar X diperlukan sebuah tabung rontgen hampa udara di
mana
terdapat elektron – elektron yang diarahkan dengan kecepatan tinggi pada
suatu
sasaran (target). Dari proses tersebut di atas terjadi suatu keadaan di mana
energi
elektron sebagian besar di rubah menjadi panas ( 99% ) dan sebagian kecil
(1
%) menjadi sinar x.
Suatu
tabung pesawat rontgen mempunyai beberapa persyaratan yaiatu:
1.
Mempunyai sumber electron
2.
Gaya yang mempercepat gaya electron
3.
Lintasan elektron yang bebas dalam ruang hampa udara
4.
Alat pemusat berkas electron ( focusing cup )
5.
Penghenti gerakan electron
1. Sumber Elektron
Sebagian
sumber elektron adalah kawat pijar atau filamen pada katode di
dalam
tabung pesawat rontgen. Pemanasan filament dilakukan dengan suatu
transformator
khusus.
2. Gaya yang mempercepat gerakan elektron
Gaya
tersebut bergantung pada tegangan yang dipasang pada tabung rontgen
3. Lintasan elektron yang bebas dalam hampa udara
Lintasan
ini terjadi dalam ruang yang praktis hampa udara di antara katoda
dan
anoda
4. Alat pemusat berkas elektron
Alat
ini menyebabkan elektron – elektron tidak bergerak terpencar – pencar
tetapi
terarah ke bidang focus ( focal spot )
5. Penghenti gerakan elektron
Penghentian
gerakan elektron dapat dibedakan atas keeping Wolfarm yang
ada
pada anoda yang diam dan piring Wolfarm di atas tangkai molybdenum
pada
tabung rontgen anoda berputar. Wolfarm adalah bahan focus yang
mempunyai
titik lebur tinggi mencapai 34000C
dan no atom 74.
1.3.4. PROSES TERJADINYA SINAR X
Proses
terjadinya sinar x adalah sebagai berikut :
a.
Katoda (filament) dipanaskan (besar dari 20.0000C)
sampai menyala
dengan
mengalirkan listrik yang berasal dari transformator.
b.
Karena panas electron-elektron dari katoda (filamen) terlepas.
c.
Sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, elektronelektron
gerakannya
dipercepat menuju anoda yang berpusat di focusing
cup.
d.
Awan-awan elektron mendadak dihentikan pada target (sasaran) sehingga
terbentuk
panas (99%) den sinar x (1%)
e.
Pelindung (perisai) timah akan mencegah keluarnya sinar x, sehingga
sinar
x yang terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela.
f.
Panas yang tinggi pada target (sasaran) akibat benturan electron
dihilangkan
dengan radiator pendingin.
Ringkasan terjadinya sinar x
Melalui
generator yang membuat aliran listrik dengan potensial tinggi,
logam
pijar molybdenum memijar, pada saat tertentu logam pijar tersebut
menghasilkan
awan elektron (logam pijar molybdenum disebut sebagai
filamen)
pada suhu tertentu serta saat tertentu pula electron-elektron
tertarik
ke anoda (anoda adalah unsur radioaktif barium platinum sianida
atau
tungsten carbide). Dengan kata lain bila anoda dibombardir oleh
electron,
akan timbul pancaran sinar radiasi roentgen atau sinar x, keadaan
ini
terjadi di dalam tabung vakum
Coolidge.
Tabung sinar x
Tabung
sinar x terdiri dari tabung gelas hampa udara, elektroda positif
disebut
anoda dan elektroda positif disebut katoda. Katoda dibalut dengan
filament,
bila diberi arus beberapa mA bisa melepaskan elektron. Dengan
memberi
tegangan tinggi antara anoda dan katoda maka elektron katoda
ditarik
ke anoda. Arus elektron ini dikonsentrasikan dalam satu berkas
dengan
bantuan sebuah silinder (focusing cup). Antikatoda menempel pada
anoda
dibuat dari logam dengan titik permukaan lebih tinggi, berbentuk
cekungan
seperti mangkuk. Waktu elektron dengan kecepatan tinggi di
dalam
berkas tersebut menumbuk antikatoda, terjadilah sinar x. Makin
tinggi
nomor atom katoda maka makin tinggi kecepatan elektron, akan
makin
besar daya tembus sinar x yang terjadi. Antikatoda umumnya dibuat
dari
tungsten, sebab elemen ini nomor atomnya tinggi dan titik leburnya
juga
tinggi (34000C) hanya sebagian
kecil energi elektron yang berubah
menjadi
sinar x kurang dari 1% pada tegangan 100 kV dan sebagian besar
berubah
menjadi panas waktu menumbuk antikatoda. Panas yang tinggi
pada
tabung didinginkan dengan menggunakan pendingin minyak emersi /
air.
No comments:
Post a Comment