Richard
Philips Feynman dilahirkan pada 11 Mei 1918 di Far Rockway, New York, AS.
Ayahnya adalah seorang penjual pakaian seragam militer yang mendidik Feynman
dengan berbagai ilmu oengetahuan alam. Hal ini ternyata memancing sifat ingin
tahu yang besar dari Feynman muda yang kemudian berperan besar dalam kariernya
kelak.
Saat berusia 12 tahun, Feynman memiliki laboratorium yang dibuatnya sendiri. Dia melakukan percobaan listrik, membuat radio sederhana, hingga menjadi teknisi radio panggilan amatir di labolatoriumnya. Dia juga bermain-main dengan percobaan kimia sederhana. Bahan-bahannya diambil dari dedauan dan bumbu masak ibunya.
Setelah menyeleseikan kuliah sarjananya di jurusan Fisika di Massachusetts Institute of Technology University. Disana dia bertemu dan digembleng oleh astrofisikawan terkenal, John Wheeler. Feynman pernah menjadi pembicara dalam seminar berkala, tidak tanggung-tanggung Wheeler mengundang fisikawan tersohor, termasuk Albert Einstein.
Feynman menyeleseikan jenjang S-3 dan meraih gelar Ph. D. pada 1942. Dia kemudian bergabung dengan Proyek Manhattan, proyek pengembangan bom atom pertama. Dia ditempatkan di Los Amolos untuk mengerjakan teori-teori penguraian inti atom sebagai sumber energy bom atom. Disana dia bertemu Hans Bathe (peraih nobel 1967) dan Julius Robert Oppenheimer (kepala proyek di Los Amolos). Selama di Los Amolos, karakter keingintahuannya yang besar menyihir semua orang. Tidak hanya kesuksesannya menyeleseikan banyak permasalahan dan membantu AS membuat bom atom pertama, tetapi juga caranya memakai konsep-konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari. Feynman terkenal sebagai “tukan buka kunci, laci dan brankas” yang andal. Jenderal Leslie Groves, sosok militer yang memimpin proyek di Los Alamos, terpakasa memerintahkan untuk mengganti semua brankas di kantor karena ulah Feynman yang sukses menjebol kunci tanpa merusaknya.
Feynman sangat berperan besar dalam kesuksesan Proyek Manhattan. Setelah proyek ini selesei dia bergabung dengan Cornell University (1945-1950), kemudian pindah ke California Institute of Technology (Caltech), dan pada 1959 diangat sebagai professor fisika di universitas tersebut.
Kemampuan Feynman menjelaskan fisika yang rumit menjadi sederhana dan indah, membuatnya terkenal dan tersohor dikalangan ilmuwan. Pada tahun 1961 dia sempat menyediakan dirinya mengajar fisika dasar untuk pada mahasiswa baru tahun pertama. Kuliahnya dihadiri tidak hanya dari mahasiswa sendiri, tetapi juga oleh mahasiswa senior, para peneliti bahkan professor.
Sumbangan terbesar Feynman adalah di bidang elektrodinamik kuantum, sebuah teori kuantum yang menjelaskan interaksi cahaya dan materi (light-matter interaction). Teori ini adalah teori kuantum tersukses sejauh ini.Teori elektrodinamik kuantum dirintis oleh pakar kuantum Paul Dirac, Warner Heisenberg, Wolf Pauli, dan Enrico Fermi pada 1920-an. Feynman berhasil menyeleseikan teori ini.Kontribusi lainnya dari Feynman adalah “Diagram Feynman”, yang mempersingkat kalkulasi berlembar-lembar menjadi sepotong diagram sederhana yang mudah diinterpretasikan secar fisik. Diagram ini akhirnya dipakai secara luas dalam mempelajari interaksi antar-partikel. Diagram Feynman menjelaskan, bagaimana dua electron saling tolak-menolak ketika berdekatan dengan mempertukarkan foton. Unutk idenya yang sangat brilliant ini, Feynman meraih nobel fisika 1965, bersama Julian Schwinger (AS) dan Shinichiro Tomonaga (Jepang). Mereka bertiga sama-sama berkontribusi dalam Elektrodinamika Kuantum, tapi berbeda metode matematikanya.Feynman bahkan berkontribusi pada beberapa bidang fisika lainnya. Sebut saja Teori Helium Cair, bersama fisikawan Rusia, L.D. Landau; Teori Peluruhan Beta; Teori Proten yang mengantarkan kita pada pemahaman Quark; juga terlibat dalam perintisan teknologi nano dan computer kuantum.Tidak seperti fisikawan lainnya yang begitu serius membidani fisika dan ilmu sains lainnya. Feynman justru menjadikan fisika sebagai sebuah permainan yang mengasyikkan. Keingintahuan yang tinggi dan kecintaanya bermain-main dengan fisika telah melibatkannya dalam berbagai petualangan. Petualangan yang sangat inspiratif, seru, sekaligus usil terangkum dalam dua buku biografinya, surely You are joking, Mr. Feynman (1981) dan What Do You Care What People Think (1989).
Penguraian inti atom
Selepas dari Princeton, Feynman bergabung dengan Project Manhattan,
projek pengembangan bom atom pertama. Dia ditempatkan di Los Alamos untuk
mengerjakan teori-teori penguraian inti atom sebagai sumber energi bom atom. Di
sana dia bertemu Hans Bethe (peraih Nobel 1967) dan Robert Oppenheimer (Kepala
projek di Los Alamos). Selama di Los Alamos, karakter keingintahuannya yang
besar menyihir semua orang. Tidak hanya kesuksesannya menyelesaikan banyak
permasalahan dan membantu Amerika Serikat membuat bom atom pertama, tapi juga
keusilannya dalam memakai konsep-konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari.
Feynman terkenal sebagai “tukang” buka kunci, laci, dan brangkas handal.
Jendral Leslie Groves, seorang militer yang memimpin projek di Los Alamos
terpaksa memerintahkan untuk mengganti semua brankas di kantor, karena ulah
Feynman yang sukses menjebol semua kunci tanpa merusaknya.
Andil Feynman sangat besar dalam kesuksesan projek Manhattan. Setelah
projek ini selesai, Feynman menjadi rebutan banyak universitas untuk menjadi
guru besar. Feynman memutuskan untuk bergabung dengan Cornell University (1945
– 1950), kemudian pindah ke California Institute of Technology (Caltech), dan
tahun 1959 diangkat menjadi Tolman professor of physics di universitas
tersebut.
Teori Elektrodinamik Kuantum dirintis pakar kuantum Paul Dirac, Werner
Heisenberg, Wolf Pauli, dan Enrico Fermi pada tahun 1920-an. Feynman berhasil
menyelesaikan teori ini. Selain itu, kontribusi Feynman adalah “Diagram
Feynman”, yang menyingkatkan kalkulasi berlembar-lembar menjadi sepotong
diagram sederhana yang mudah diinterpretasikan secara fisik. Diagram Feynman
ini akhirnya dipakai secara luas dalam mempelajari interaksi antarpartikel.
Diagram Feynman menjelaskan, bagaimana dua elektron saling tolak-menolak
ketika berdekatan dengan mempertukarkan foton. Untuk idenya yang sangat brilian
ini, Feynman mendapatkan hadiah Nobel Fisika tahun 1965, bersama Julian
Schwinger (Amerika Serikat) dan Shinichiro Tomonaga (Jepang). Mereka bertiga
berkontribusi sama dalam Elektrodinamik Kuantum, tapi berbeda metoda
matematikanya. Tidak hanya itu, Feynman juga bekontribusi pada beberapa area
fisika lainnya. Sebut saja Teori Helium Cair (bersama fisikawan Rusia, L.D.
Landau), Teori Peluruhan Beta, Teori Parton yang mengantarkan kita pada
pemahaman Quark, dan juga terlibat pada perintisan teknologi nano dan komputer
kuantum.
Fisika sebagai permainan
Tidak seperti fisikawan lainnya yang begitu serius membidani fisika dan
ilmu sains lainnya, Feynman justu menjadikan fisika sebagai sebuah permainan
yang mengasyikkan. Keingintahuan yang tinggi dan kecintaannya bermain-main
dengan fisika telah melibatkannya dalam berbagai petualangan.
Petualangan yang sangat inspriratif, seru, sekaligus usil
terangkum dalam dua buku biografinya Surely you are joking, Mr. Feynman
(1985) dan What do you care what people think (1989).
Feynman sempat berprofesi sebagai penabuh gendang festival ketika menjadi
profesor tamu di University of Rio, Brazil. Dia juga berlatih menggambar dan
beberapa karyanya pernah dipublikasikan atas nama “Ofey”. Petualangannya paling
terkenal adalah ketika berhasil memecahkan misteri meledaknya pesawat
ulang-alik Challenger pada tahun 1986.
Feynman mungkin bukan yang paling pintar di zamannya, tapi dia sudah
berhasil membuat fisika menjadi ilmu yang menyenangkan. Cara dia memecahkan
masalah dan menjelaskannya dalam tulisan dan ceramahnya menjadi inspirasi
ribuan fisikawan muda modern. Feynman meninggal duni pada
15 Februari 1988 karena menderita kangker usus.
No comments:
Post a Comment